Search

DASH diet: Pengaturan Gizi untuk Atasi Hipertensi

DASH diet: Pengaturan Gizi untuk Atasi Hipertensi Dr. dr. Zuhrah Taufiqa, M.Biomed (Doktoral Ilmu Gizi, Dosen FK UNP)

Hipertensi, yang dikenal juga sebagai tekanan darah tinggi, telah menjadi penyebab utama kematian prematur di seluruh dunia. Mengacu pada data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2023, sekitar 1,28 miliar orang dewasa berusia 30 hingga 79 tahun di dunia mengalami hipertensi. Sayangnya, sekitar 46% dari mereka tidak menyadari kondisinya, sedangkan kurang dari 42% telah terdiagnosis dan mendapat penanganan yang sesuai. Dari jumlah tersebut, hanya 21% kasus hipertensi yang berhasil terkontrol. Di Indonesia, angka penderita hipertensi mencapai 34,1% (Kementerian Kesehatan RI, 2021).

Hipertensi yang berlangsung dalam jangka panjang dapat menimbulkan kerusakan serius pada organ tubuh seperti ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner), dan otak (risiko stroke) jika tidak dideteksi dan diatasi sejak dini. Salah satu target global untuk penyakit tidak menular adalah menurunkan prevalensi hipertensi menjadi 33% pada tahun 2030.

Dalam upaya mencapai target tersebut, pengaturan pola makan atau diet memiliki peran sentral. Salah satu pendekatan yang telah diakui secara global adalah Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH), yang dirancang untuk mencegah dan mengatasi hipertensi. Melalui tinjauan sistematis dan analisis meta terhadap berbagai uji klinis, terbukti bahwa DASH diet dapat menurunkan tekanan darah, mengurangi risiko penyakit jantung dan penyakit kardiovaskular, stroke, diabetes tipe 2, dan obesitas (Fillipou, 2020). Meski begitu, penelitian mengenai dampak jangka panjang dari DASH diet terhadap hipertensi masih terbatas. Penelitian sistematis dan meta-analisis lainnya juga membuktikan bahwa modifikasi DASH diet pada orang dewasa penderita hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah, tetapi juga mengurangi lingkar pinggang dan kadar trigliserida (Guo, 2021).

DASH diet menekankan pada konsumsi sayuran dan buah (sekitar 4-5 porsi per hari), protein rendah lemak dan produk susu rendah lemak (2-3 porsi per hari), biji-bijian (6-8 porsi per hari), serta kacang-kacangan (2-3 porsi per minggu). Selain itu, diet ini mengajukan pengurangan konsumsi natrium hingga 1500 mg per hari, setara dengan kurang dari 1 sendok teh garam per hari. DASH diet juga mendorong menghindari makanan olahan dan cepat saji, serta lebih memprioritaskan makanan segar. Pendekatan ini sejalan dengan pengaturan diet yang dianjurkan bagi penderita penyakit kardiovaskular.

Melalui implementasi diet yang sesuai, diharapkan bahwa individu dapat mencegah terjadinya hipertensi dan penderita hipertensi dapat mengelola kondisinya dengan lebih baik, sehingga risiko komplikasi yang tak diinginkan dapat dihindari. Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip DASH dalam pola makan sehari-hari, kita berpotensi untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan secara menyeluruh.

Post Related